Jumat, 31 Mei 2013

Only You


Hari ini, aku duduk di tempat pertama kali kita bertemu. Tempat yg seharusnya menjadi kenangan kita berdua. Kedai kopi yg terdiri dari satu meja, dengan duduk sembari lesehan. Aku suka pemandangan disini. Tapi, bagian yang paling penting  adalah ketika pada akhirnya aku bisa merasakan sorot matamu.
Setelah beberapa bulan menjalin hubungan denganmu, suka duka telah aku lewati bersamamu. Kamu begitu manis dan mengejutkan, dua hal itu memang tak cukup dijadikan alasan akan hadirnya cinta. Aku yang percaya akan cinta, dan sebaliknya dengan kamu yang tak percaya akan hadirnya cinta. Aku sangat nyaman dengan keberadaanmu di hari-hariku. Kukira aku sudah menjadi sosok spesial bagimu, tapi ternyata perkiraanku pun bisa salah. Aku belum sepenuhnya menjadi pemilik hatimu. Aku tak tahu, apakah aku yang akan kau jadikan tujuan.
Kalau boleh jujur, aku sungguh menikmati kebersamaan kita. Kebersamaan yang terjalin dari makhluk yang bisa membuat bodoh dan pintar dalam waktu yang bersamaan-handphone.  Aku hanya ingin memperjuangkanmu, dan kita berjuang bersama-sama. Aku tak ingin tahu rasanya terlelap sebelum membaca pesan singkat dari kamu. Percuma bilang sayang, semua akan terasa kosong jika tak benar-benar dikatakan tanpa bertatapan mata.
Dan semua ini, biarlah berjalan apa adanya. Biarlah berjalan tanpa aku bisa merasakan cinta darimu. Biarlah berjalan sampai aku tahu seberapa besar kesetiaanmu.. :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar