Sabtu, 22 Februari 2014

Writing Pen

Aku hanya ingin membuat beberapa sajak untukmu....

Saat hujan turun dimata-ku; aku segera menggali kenangan,
berharap menemukan cara menyeka air mata pada ingatan~

Melupakan itu seperti ingatan yang dipaksa tersesat.
Seperti mengirim surat tanpa alamat ~

Sajakku: tempat di mana tapak kaki kau tinggalkan;
yang mengabadikanmu dalam tulisan~

Dekat di mata jauh di hati,
cinta yang hanya tumbuh disatu sisi membuat rinduku kian menepi~

Di langit pagi aku kerap melihat kita yang sedang bertukar peluk,
yang perlahan hilang; dihapus hujan~

Merindukanmu terasa begitu menyakitkan,
dan tak ada penawar yang dapat meredamnya selain pertemuan~

Setelah perpisahan, sajakku kebingungan; ia tak hentinya menulis nada kesedihan, seakan lupa cara merangkai bait kebahagiaan~

Perpisahan kita pada akhirnya seperti hujan, jatuh adalah awal kita merindukan pelangi,
dengan sendiri-sendiri~

Sejak mengenalmu sampai detik ini berlalu,
kaulah yang selalu menjadi peran utama dalam setiap tulisanku~


For someone who never missed....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar