Ketika empat hari terhitung sampai hari ini dan aku tidak bertemu denganmu, aku menyimpan rinduku dalam-dalam dan menunggu kamu menghubungi lebih dulu. Nyatanya, kamu tak sepeka itu, kamu entah sibuk dengan apa dan siapa, hingga begitu mudah menggeser aku daru hari-harimu. Aku tahu, aku bukan siapa-siapa, mungkin aku hanya temanmu, mantanmu, sahabatmu, kawan berceritamu.
Dan, jika memang betul kau tak menganggapku serius, bisakah kau berhenti untuk bersikap manis terhadapku? Bisakah kamu tak lagi datang dan pergi seperti ini sehingga menambah luka baru dalam dadaku?
Empat hari ketika aku tak bersamamu, diam-diam aku menyimpan air mata yang tak kau ketahui. Dengan alasan kau sedang sibuk dengan kesibukanmu, kau tidak enak dengan temanmu yang menginap untuk beberapa hari di kos-kosan kamu. Aku menerima kekalahanku yang pasti tidak akan terlihat penting dimatamu. Seperti biasa, aku berlanjut menunggumu, hingga aku lupa rasanya bosan. Karena semua luka dan perih seketika terhapus ketika kau sapa aku dengan secuil "kata-kata manis".
Empat hari selama kamu tak bertemu dengan ku, aku menyimpan rindu yang tak kau pahami. Entah mengapa, kau begitu mudah mengabaikanku, sementara aku sangat sulit untuk tidak peduli padamu. Tetap kukirimkan kabar meskipun kutahu tak semua kabar itu akan berujung balas darimu.
Empat hari ini kamu adalah sosok yang membuatku sering kali meluapkan emosi yang gak jelas asal-usul perkaranya. Aku, wanita yang tolol ini...masih saja terjebak oleh perasaan yang sama sekali tidak terbalaskan.
Dan, jika memang betul kau tak menganggapku serius, bisakah kau berhenti untuk bersikap manis terhadapku? Bisakah kamu tak lagi datang dan pergi seperti ini sehingga menambah luka baru dalam dadaku?
Empat hari ketika aku tak bersamamu, diam-diam aku menyimpan air mata yang tak kau ketahui. Dengan alasan kau sedang sibuk dengan kesibukanmu, kau tidak enak dengan temanmu yang menginap untuk beberapa hari di kos-kosan kamu. Aku menerima kekalahanku yang pasti tidak akan terlihat penting dimatamu. Seperti biasa, aku berlanjut menunggumu, hingga aku lupa rasanya bosan. Karena semua luka dan perih seketika terhapus ketika kau sapa aku dengan secuil "kata-kata manis".
Empat hari selama kamu tak bertemu dengan ku, aku menyimpan rindu yang tak kau pahami. Entah mengapa, kau begitu mudah mengabaikanku, sementara aku sangat sulit untuk tidak peduli padamu. Tetap kukirimkan kabar meskipun kutahu tak semua kabar itu akan berujung balas darimu.
Empat hari ini kamu adalah sosok yang membuatku sering kali meluapkan emosi yang gak jelas asal-usul perkaranya. Aku, wanita yang tolol ini...masih saja terjebak oleh perasaan yang sama sekali tidak terbalaskan.