Hari ini, kamu lagi-lagi membuatku kecewa. Sebenarnya, memang aku yang salah, aku yang masih sering mengganggu mu, aku yang masih sering menemuimu, tapi entah mengapa hari ini aku merasa begitu bodoh. Hampir 8 bulan sudah, kau meninggalkanku, tapi aku masih sulit melupakanmu. Mulai hari ini juga, aku ingin perasaan ini mati untukmu, aku tidak ingin mencintaimu lagi, aku ingin membencimu. Aku sadar, bukan akulah rumah untuk kau pulang dan kembali.
Aku tau ini sulit, perlahan tapi pasti aku akan menjauh dari bayang-bayangmu. Aku tidak ingin menyakiti hatiku, aku ingin luka ini sembuh, aku ingin perasaan ini hilang seketika, seperti kamu yg gampang begitu saja menghilangkan perasaanmu untukku. Aku sadar, bahwa aku tidak pernah kamu anggap spesial. Tapi aku ingin kau juga bahagia, begitu juga aku. Aku tidak ingin menangis lagi karenamu.
Pepatah lama mengatakan jika pintu yang satu ditutup, pintu yang lain akan dibukakan. Karena ada saat ketika pintu yang aku inginkan telah tertutup, tetapi pintu yang lain tidak kunjung dibukakan. Meski aku telah menghabiskan seluruh waktuku untuk menunggu pintu itu. Meski aku telah mengerahkan seluruh tenagaku untuk mencari pintu itu.
The big guy up there wants us to travel around the world, see new things, explore new area, meet new people, and create new story.
Menurutku, luka adalah sebuah lingkaran. Luka yang tidak bermula dan tidak berakhir. Seperti cincin yang terbuat dari batang bunga mawar. Luka yang tidak mengenal waktu. Luka yang tidak bisa disembukan. Luka yang menolak segala usaha perbaikan. Luka yang tidak mengenal kata berpisah. Luka-luka yang menunggu inangnya menyerah. Hati yang rusak karena si pemilik hati terlalu naif dan berharap.
Bukankah sebelum kita bertemu, aku baik-baik saja tanpa kau dan kau juga baik-baik saja tanpa aku?
Bukankah sebelum kita bertemu, semuanya bergerak seperti biasa dan apa adanya?
Lalu jika yang mereka sebut cinta itu malah mengubah kosmos menjadi chaos, untuk apa ia ada?
Mengapa cinta membuatku mencintaimu???