Jumat, 28 Februari 2014

Seandainya Waktu Bisa Terulang Kembali

Ditengah malam yang dingin, kertas tugas" yang berserakan yang tak kunjung usai, aku masih saja memikirkanmu. Mataku yang berkunang-kunang, jentikan jemariku di laptop tak memberi pertolongan apapun. Aku ingin sekali melihatmu, aku sangat menginginkan pertemuan kita. Tubuhmu yang sudah berubah agak gemukan, aroma tubuhmu yang masih sangat aku kenali, membawa kesan lain dalam hari-hariku.

Hal-hal yang terjadi di masa lalu hanya bisa dikembalikan oleh mesin waktu, yang artinya aku tak bisa mengembalikan kamu yang dulu. Kamu ingin tahu kabarku? Aku masih merindukanmu.

Sampai saat ini aku masih merindukanmu, dan rasa itu hanya bisa terobati dengan melihat isi wall facebook mu dan terkadang sepulang kuliah, aku sengaja menyempatkan untuk lewat kos-kosan kamu, dan berharap melihat kamu dari kejauhan. Kamu, entah dengan kekuatan apa, mampu membuatku terluka parah seperti ini.

Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Andai waktu bisa terulang kembali, andai aku mempunyai mesin waktu, aku tak akan membiarkanmu pergi. Entah mengapa aku setolol ini, masih saja mencintai kamu. Aku masih tak punya daya untuk melupakanmu. Kamu masih mampir di otakku, dalam bentuk dan rupa. Aku jatuh cinta dan kamu tak pernah tahu seberapa dalam perasaanku. Aku tak bisa melupakan tatapan matamu.

Aku ingin tahu cara melupakanmu dan meniadakan bayanganmu. Tak banyak yang tahu bahwa aku sangat mencintaimu, tak banyak yang tahu bahwa air mataku masih terjatuh untukmu.

Andai waktu bisa diulang kembali, andai aku dan kamu masih baik-baik saja. Aku ingin mengubah sikap-sikap burukku, yang mungkin menyebabkan kamu pergi. Andai waktu bisa diulang kembali, aku ingin.... kamu kembali.


Dari pemujamu yang tak tahu diri...



Sabtu, 22 Februari 2014

Writing Pen

Aku hanya ingin membuat beberapa sajak untukmu....

Saat hujan turun dimata-ku; aku segera menggali kenangan,
berharap menemukan cara menyeka air mata pada ingatan~

Melupakan itu seperti ingatan yang dipaksa tersesat.
Seperti mengirim surat tanpa alamat ~

Sajakku: tempat di mana tapak kaki kau tinggalkan;
yang mengabadikanmu dalam tulisan~

Dekat di mata jauh di hati,
cinta yang hanya tumbuh disatu sisi membuat rinduku kian menepi~

Di langit pagi aku kerap melihat kita yang sedang bertukar peluk,
yang perlahan hilang; dihapus hujan~

Merindukanmu terasa begitu menyakitkan,
dan tak ada penawar yang dapat meredamnya selain pertemuan~

Setelah perpisahan, sajakku kebingungan; ia tak hentinya menulis nada kesedihan, seakan lupa cara merangkai bait kebahagiaan~

Perpisahan kita pada akhirnya seperti hujan, jatuh adalah awal kita merindukan pelangi,
dengan sendiri-sendiri~

Sejak mengenalmu sampai detik ini berlalu,
kaulah yang selalu menjadi peran utama dalam setiap tulisanku~


For someone who never missed....

Sabtu, 08 Februari 2014

Tak Seharusnya Aku Menangisimu Lagi

Hari ini, aku ingin menceritakan kisah wanita yang masih sangat merindukan dan sayang kepada pria yg dulu pernah mengisi hatinya. Lagi dan lagi wanita ini menangisi pria yg sama sekali tidak pernah merasa kehilangan dan bahkan tidak pernah merindukannya. Kenapa wanita ini terlalu bodoh untuk selalu merindukannya. Sedangkan pria yg dicintainya tidak mempunyai lagi rasa yang sama seperti dulu.

Pria ini masih sangat mencintai masa lalunya, sebelum aku mengisi hari-harinya. Begitu spesialnya kah dia? Hingga kau buta dengan aku yg masih memperdulikanmu. Dia yang jauh disana, masih kau pedulikan. Sedangkan wanita ini yg senantiasa menyebutmu dalam doa selalu berharap suatu saat kau dapat menggenggam hatinya lagi. Sekeras itukah hatimu hingga kau tak mau memperjuangkan wanita ini?
Setiap hari hanya mendoakanmu yg bisa wanita ini lakukan. Namun sampai kapankah wanita bodoh ini masih memperdulikanmu?

Ah, air mata yang berasal dari tawa, namun sadarkah kamu orang yang membuatnya tertawa paling kencang juga berpeluang membuatnya menangis lebih kencang?

Wanita ini hanya ingin kamu bahagia, walau hatinya terasa teriris. Wanita ini sangat kuat, dia hanya menunggu waktu yg indah itu datang. Waktu dimana dia bisa menertawakan lukanya. Karena saat ini, lukanya belum benar-benar kering.

Untuk pria yg sangat kucintai, semoga kau bahagia dengan segala keinginanmu.......